Event Countdown
Pertemuan pertama
Di bangku belakang kelas, di dekat jendela, sang pria yang sering terlihat diam-diam memperhatikan wanita ditengah lapangan yang sedang latihan paskibra. Gadis yang selalu ceria itu punya tawa yang khas, seperti lonceng kecil yang bergemerincing di telinga sang pria. SMA mereka berakhir dengan perpisahan tanpa kata-kata berarti. Hanya tatapan terakhir saat wanita berjalan meninggalkan gerbang sekolah—tatapan yang tersimpan di memori pria selama bertahun-tahun.
Selepas SMA, hidup membawa mereka ke arah berbeda. Keduanya terpisah tanpa jejak, tanpa kabar. Media sosial pun terasa sia-sia karena Wanita jrang sekali aktif di media sosial.
Pendekatan
Tujuh tahun berlalu, dan pada suatu hari, saat Pria menghadiri reuni kecil teman-teman SMA di sebuah kafe, ia mendengar tawa itu lagi—tawa yang dulu selalu memikatnya. Ia menoleh, dan di sana ada Wanita, duduk di sudut ruangan dengan senyum yang tak berubah. Mata mereka bertemu, ada jeda sesaat sebelum keduanya saling menyapa.
Percakapan malam itu mengalir tanpa henti, seperti tidak ada tahun-tahun yang terlewati. Mereka berbagi cerita tentang hidup masing-masing, tentang pencapaian, kegagalan, dan impian-impian yang dulu sering terdengar konyol. Dari pertemuan itu, komunikasi berlanjut. Pesan singkat berubah menjadi telepon panjang, dan telepon panjang berubah menjadi pertemuan rutin.
Lamaran
Dalam kehangatan pertemuan-pertemuan itu, perasaan lama yang dulu tidak sempat tersampaikan kembali muncul. Namun kali ini, keduanya lebih berani. Pria akhirnya mengungkapkan perasaannya yang dulu sempat terkubur, dan Wanita menyambutnya dengan senyum yang sama—senyum yang sejak dulu membuat hatinya berdebar. 3 bulan berlalu tepatnya hari rabu 26 Juni 2024 atas restu kedua Orang Tua masing-masing dan Ridho dari Allah Swt Pria melamar Wanita.
Menikah
Kini, mereka berdiri bersama di hadapan keluarga besar, mempersiapkan hari bahagia mereka. Tujuh tahun yang berlalu terasa bagai lingkaran waktu yang membawa mereka kembali ke titik awal. Yang berbeda hanyalah kedewasaan dan keyakinan bahwa kali ini, mereka tidak akan saling melepaskan lagi.
Takdir mungkin sempat membawa mereka pergi, tetapi pada akhirnya, takdir pula yang mempertemukan mereka kembali—untuk selamanya.